KULIAH GRATIS KE LUAR NEGERI, MAU?

Diposting oleh pers anak langit uniska Kamis, 24 September 2009 0 komentar

Penulis : Dina Mardiana
Penerbit : Lingkar Pena
Tebal : 186 hlm
Harga : Rp 33.000,-

Siapa sih yang nggak mau kuliah ke luar negeri? Buka soal gengsi, tapi harus diakui bahwa pendidikan di luar negeri masih lebih baik ketimbang di dalam negeri. Habis, duit yang harusnya buat bangun sekolah malah dikorupsi (teteeep ngritik, he…). Selain itu, banyak juga keuntungan kuliah ke luar negeri. Seperti mendapat pengalaman baru, bisa mengenal bangsa lain, dan juga sebagai pembuktian bahwa kita nggak cuma jago kandang. Tul nggak?

Cuma, kuliah ke luar negeri tentu aja nggak murah. Tapi ada juga yang gatis tis tis…! Mau? Syaratnya satu aja, kamu mesti dapat beasiswa. Sudah banyak lho orang Indonesia yang dapat beasiswa kuliah ke Amerika, Inggris, Belanda, Jepang, Mesir, de el el. Orang Indonesia tuh nggak kalah pintar, lagi! Itu artinya, kita juga bisa. Asal tau caranya.

Nah, kalau kamu pengen memperoleh info lengkap dari A-Z soal kuliah gratis ke luar negeri, kamu mesti baca buku ini! Isinya komplet banget. Mulai soal persyaratan; langkah-langkah untuk mendaftar; penjelasan tentang TOEFL, IELTS (tes kemampuan bahasa Inggris), GMAT (tes kemampuan calon mahasiswa tingkat lanjut bidang bisnis dan manajemen), GRE (tes kemampuan calon mahasiswa setaraf S2 bidang studi tertentu, seperti Sains, Psikologi, dan Sastra Inggris); tips-tips pribadi dari penulis, yang merupakan peraih beasiswa ke Turki, Italia, dan beasiswa unggulan Depdiknas, bagaimana strategi memenangkan dua sampai tiga beasiswa sekaligus; jenis-jenis beasiswa plus informasi negara-negara yang menyediakan beasiswa tersebut; contoh esai, surat motivasi, proposal penelitian, surat rekomendasi, dan CV standar internasional (ini adalah sejumlah dokumen yang biasanya harus disertakan dalam lamaran beasiswa); apa yang harus kita lakukan setelah lulus seleksi; bagaimana mengurus visa; sampai bagaimana mengatasi culture shock ketika kita berada di sebuah negara yang asing.

Masih ada yang kurang? Di bagian akhir buku ini masih ada lagi halaman tanya jawab, alamat-alamat kedutaan besar, dan daftar sepuluh negara tujuan favorit pelajar Indonesia.

Tapi pastinya, membaca buku ini aja belum jaminan 100% kita bisa meraih beasiswa yang kita inginkan. Semua kembali lagi pada usaha kita. Kadang untuk mendapatkan satu beasiswa aja kita harus bersaing dengan ribuan orang. Tapi jangan juga berkecil hati. Kalau kita sudah berani bermimpi, berarti kita juga harus berani menempuh resiko untuk mewujudkannya. Yang penting adalah kita harus memulai dulu. Dan memiliki buku ini bisa jadi langkah awal yang baik.

“Ini buku yang harus dibaca siapa saja yang ingin melakukan lompatan agar meraih hidup lebih baik dan mengambil kesempatan terbaik yang sebenarnya ada di depan mata. Ditulis oleh peraih beasiswa ke mancanegara, dengan sangat komplit dan gaya bahasa yang sumpah enak banget! Wajib dibaca siapa pun yang ingin menghidupkan mimpi!”
(Asma Nadia, Penulis dan CEO Penerbitan, Peraih Writers in Residence-6 months in Korea)



INDONESIA BEBAS ROKOK, MIMPI KALI YEEE…

Diposting oleh pers anak langit uniska Rabu, 23 September 2009 0 komentar

Mimpi di siang bolong

Mengharapkan udara yang kita hirup bersih dari polusi asap rokok rasanya semakin tak realistis saja Baru-baru ini, permohonan uji materil terhadap pasal penayangan iklan rokok yang diajukan Komnas Anak ditolak Mahkamah Konstitusi (MK). Menurut MK, rokok adalah barang legal sehingga tidak ada alasan untuk melarang iklannya ditayangkan. Sebelumnya, pemerintah sudah banyak menerbitkan peraturan yang mendukung industri rokok tumbuh subur. Tak sadarkah para pemimpin kita ini dengan apa yang telah mereka perbuat?

Data terakhir menunjukkan, 70% penduduk Indonesia adalah perokok −peringkat kelima setelah Cina, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang. Ironisnya, sebagian besar di antaranya adalah masyarakat miskin! Setiap tahun, triliunan rupiah dibakar begitu saja. Setiap hari, seribu nyawa melayang sia-sia.

Indonesia, surga perokok
Industri rokok di negara maju ditentang dan ditolak. Kemudian industri ini dialihkan ke negara berkembang karena peraturannya yang lemah, salah satunya Indonesia. Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia yang belum meratifikasi konvensi pengendalian rokok dan tembakau. Pemerintah beralasan banyak penduduk Indonesia yang sampai saat ini bergantung pada industri rokok baik langsung ataupun tidak langsung. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai surga bagi para perokok.

RUU rokok masih mandeg (dan menunggu untuk membusuk) di gedung dewan. Penolakan dari kalangan industri rokok-lah yang menjadi pengganjalnya. Keberpihakkan pemerintah pada pengusaha rokok memang sudah sangat jelas. Pada tahun 2007, jajaran Instansi Pemerintah, Departemen Keuangan, Depnakertrans, dan Departemen Pertanian bersama Asosiasi Produk Rokok (GAPRI dan GAPRINDO) menetapkan kebijakan Road Map Industri Hasil Tembakau dan Kebijakan Cukai 2007-2012 untuk menggenjot terus produksi rokok hingga mencapai 240 miliar batang (pada tahun 2001-2010) dan 260 miliar batang (pada tahun 2015-2020) (Sabili, edisi 12 Th. XVI 1 Januari 2009).

Sejumlah pemerintah daerah sempat menerbitkan perda larangan merokok, namun kini peraturan tinggallah peraturan. Orang-orang pun kembali bebas merokok. Di bandara, fasilitas kesehatan, pusat perbelanjaan, kampus (yang katanya lingkungan kaum intelektual), dan di ruang-ruang publik lainnya. Dibeberapa tempat bahkan disediakan ruangan khusus.

Bisnis rokok memang menggiurkan. Setahunnya, cukai rokok bisa mencapai Rp 40-50 triliun! Tidak mengherankan karena dari hasil suatu penelitian beberapa waktu lalu, ditemukan bahwa saat ini rokok sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun, harga ini harus ditebus dengan tingkat kematian akibat konsumsi rokok yang cukup tinggi, yakni 400.000 jiwa/tahun atau sekitar 1000 jiwa/hari. Selain itu, keuntungan ini sebenarnya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan biaya kesehatan yang harus dikeluarkan. Tahun 2005 saja, biaya kesehatan ini menyentuh angka Rp 180 triliun rupiah. Seiring dengan terus meningkatnya konsumsi rokok, angka ini juga tentunya akan terus membesar.

Tidak hanya di kalangan orang tua, tapi juga anak muda. Data yang ada menunjukkan, perokok remaja kian bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun. Komnas Anak juga menyatakan bahwa anak-anak pun sudah mulai terdampak oleh promosi rokok yang begitu gencar sehingga banyak anak-anak yang baru berusia 5-9 tahun sudah mulai merokok.

* * *

Demikianlah gambaran mengenai masyarakat kita sekarang yang telah diperbudak rokok. Ya, selain korupsi, rokok juga telah menjadi racun berbahaya bagi negara ini. Tidak hanya menghambat kemajuan, niscaya lambat laun rokok juga akan membawa Indonesia kepada kehancuran. Melarang keberadaan rokok sama artinya dengan menyelamatkan nasib generasi penerus bangsa sekaligus nasib negara ini di masa depan. Namun, masihkah kepentingan bangsa dan negara menjadi pijakan pemerintah kita dalam membuat kebijakan?*** (NF)

KEMAJUAN PERS

Diposting oleh pers anak langit uniska 0 komentar

Semua tentu sependapat bahwa pers yang ingin kita bangun adalah pers yang memiliki peran konstruktif, yang mampu memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan Negara dalam upaya menegakkan keadilan dan kebenaran, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Peran tersebut hanya dapat diwujudkan oleh pers yang melaksanakan fungsinya secara bertanggungjawab, yang menaati peraturan perundangan, termasuk mematuhi kode etik jurnalistik yang disepakati dan ditetapkan sendiri oleh kalangan masyarakat pers, yang dalam hal ini dikenal dengan sebutan Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI).

Adalah fakta bahwa perkembangan pers pascareformasi selama ini masih diwarnai oleh banyaknya keluhan, baik dari masyarakat, pemerintah, maupun dari kalangan pers itu sendiri

Masyarakat dan pemerintah masih merasakan bahwa tidak sedikit pemberitaan media massa yang dianggap kurang memperhatikan Kode Etik Jurnalistik, sehingga berdampak negatif dan merugikan masyarakat/pemerintah. Salah satu contoh konkret adalah dalam hal penggunaan mekanisme hak jawab, yang di samping masih belum menjadi kesadaran masyarakat dan pemerintah pada umumnya, juga masih belum sepenuhnya dilaksanakan secara konsisten oleh para pengelola pers. Dampaknya adalah terjadinya isu “kriminalisasi karya jurnalistik”, suatu isu yang menjadi keluhan masyarakat pers.

Di satu sisi pemerintah sangat memahami keberatan masyarakat pers terhadap isu tersebut, namun dis isi lain, masyarakat pers sendiri harus secara jujur mengoreksi diri dan bersedia menerima kritik, terutama terkait dengan “akuntabilitas” yang menjadi keluhan masyarakat dan pemerintah.

Salah satu elemen bagi terciptanya pelancaran arus informasi dan komunikasi nasional adalah dilaksanakannya kemerdekaan pers, dan adanya jaminan bagi masyarakat terhadap akses informasi publik. Kemerdekaan pers adalah salah satu alat bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam penyelengaraan negara dan pemerintahan dalam rangka mewujudkan good governance. Karena kemerdekaan pers merupakan salah satu pilar demokrasi, dan sekaligus sebagai pendukung terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good and clean government).

Tanpa kemerdekaan pers yang profesional dan tanpa pemerintahan bersih dan berwibawa, kesejahteraan masyarakat akan sulit terwujud dengan baik. Karena itu keduanya patut kita perjuangan. Memang tidak mudah, tetapi perlu waktu, tenaga, dan pemikiran yang serius untuk beproses menuju kemerdekaan pers yang profesional dan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Pers yang baik, demikan juga pemerintah yang baik, bukan yang tidak pernah melakukan kesalahan, tetapi yang menyadari kesalahannya dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan itu.***(MT)

EID MUBARAK

Diposting oleh pers anak langit uniska Selasa, 22 September 2009 0 komentar


ALL CREW UKPM "ANAK LANGIT" UNISKA
mengucapkan

"SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1430 H"

orang arab makan kebab,
salah khilaf mohon maaf...

OPINIA UNISKA 2009

Diposting oleh pers anak langit uniska Selasa, 08 September 2009 0 komentar

Orientasi mahasiswa baru Uniska tahun ajaran 2009/2010 telah berlangsung. Sekitar 1.500 peserta mengikuti acara bertajuk Orientasi Pengenalan Institusi dan Akademik alias OPINIA ini. Acara digelar selama enam hari mulai 07- 12 September 2009 di lingkungan kampus UNISKA Banjarmasin. Sesuai namanya, tujuan utama dari OPINIA adalah untuk mengenalkan UNISKA kepada para mahasiswa baru.

“Terutama mengenalkan tentang kebijakan Yayasan, Rektor, Pembantu Rektor I, II, dan III. Makanya dialokasikan waktu selama dua hari, yaitu hari Senin dan Selasa,” kata Pak Hasni Noor, M.Ag, selaku Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru.

Selain itu, seperti dijelaskan oleh Pak Hasni, OPINIA bertujuan untuk mengarahkan mahasiswa baru agar mampu berpikir logis, berbicara efektif, dan memiliki persepsi. Oleh sebab itu, pada hari Rabu dan Kamis peserta diberikan materi LKMM pra dasar. Sudah dua tahun ini LKMM pra dasar menjadi bagian dari acara orientasi mahasiswa baru di UNISKA. Menurut dosen yang murah senyum ini, sertifikat yang didapat dari hasil mengikuti LKMM pra dasar dan dasar akan menjadi salah satu pertimbangan ketika mahasiswa ingin mengajukan beasiswa. Karena itu, nantinya para mahasiswa baru ini juga akan diarahkan untuk mengikuti LKKM dasar pada semester lanjutan.

Kepedulian terhadap lingkungan juga coba ditanamkan di diri mahasiswa baru ini di OPINIA melalui kegiatan gotong royong membersihkan halaman kampus.

Yang tidak kalah penting, OPINIA juga bertujuan untuk menumbuhkan semangat berorganisasi para pesertanya. Pada tahun ini, selain disediakan waktu khusus untuk mempromosikan diri, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang ada di UNISKA diberi kesempatan untuk menampilkan stan (bujurlah tulisannya?) agar lebih menarik perhatian mahasiswa baru untuk menjadi anggota. “Kuliah saja tanpa aktif di organisasi itu ibarat sayur tanpa garam. Pengalaman berorganisasi akan membantu seseorang bila nanti ia terjun ke masyarakat. Biasanya, mahasiswa yang aktif berorganisasi lebih mudah bermasyarakat daripada mahasiswa yang pasif,” tutur Pak Hasni.

Meski pelaksanaan OPINIA bertepatan dengan bulan puasa, namun ternyata hal itu tidak menyurutkan semangat para peserta untuk mengikuti setiap rangkaian kegiatan. “Seru malah! Ikut OPINIA bikin aku jadi kreatif. Biar puasa nggak masalah, kan kegiatannya nggak berat. Paling capek di jalan aja karena aku dari Banjarbaru. Jadi, kalo bisa sih di Banjarbaru diadain juga. UKM-UKM sebaiknya juga ada di Banjarbaru,” komentar Ahmad Zaid dari FKIP Bahasa Inggris. Mahasiswa baru lainnya juga mengaku sangat enjoy menjalani hari-hari mereka di OPINIA karena mereka mendapatkan pengetahuan sekaligus pengalaman baru.

Secara keseluruhan, OPINIA 2009 berjalan dengan cukup lancar. Jikapun ada kendala, masih menurut Pak Hasni, semua dapat diatasi. “Seperti kekurangan kursi, ruangan, dan pemandu. Ini mengingat jumlah peserta yang diluar dugaan. Meski hanya masalah teknis, namun kita tentunya ingin memberikan pelayanan yang maksimal agar para mahasiswa baru ini mendapat kesan yang positif ketika datang ke UNISKA,” ujar beliau. Untuk itu, sejumlah kendala yang muncul ini akan dijadikan pembelajaran bagi panitia agar ke depannya lebih siap lagi menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi.

OPINIA 2009 ditutup Sabtu (12/09) dengan acara buka puasa bersama. Selain itu, acara juga diisi dengan muhasabah. Para peserta diajak untuk introspeksi diri, apakah mereka sudah dapat menghayati motto dari OPINIA 2009, “TEST” to you, yang merupakan kependekan dari Takwa, Etika, Solidaritas, dan Tanggung Jawab. Jadi, diharapkan setelah mengikuti OPINIA, mahasiswa baru dapat memahami nilai-nilai :

  • Takwa, mengingat UNISKA adalah perguruan tinggi Islam sehingga mahasiswanya tidak hanya wajib menguasai ilmu pengetahuan, namun juga ilmu agama.
  • Etika, yaitu bagaimana tata cara bergaul, berperilaku, dan hidup di lingkungan kampus UNISKA.
  • Solidaritas, dimana mahasiswa harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya.
  • Tanggung jawab, melalui penegakkan disiplin dengan menerapkan sanksi yang bersifat edukatif, bukan hukuman fisik.

Nah, setelah melewati masa orientasi, para mahasiswa baru ini pun resmi sudah menjadi bagian dari civitas academika UNISKA. Kepada mereka, Pak Hasni mencoba menitipkan pesan,

“Pertama, luruskan niat. Apa niat Anda kuliah di UNISKA? Jika dari sudut pandang agama, kuliah itu adalah untuk menuntut ilmu. Orang yang berniat karena Allah, maka akan mendapatkan dua hal, yaitu pahala di sisi Allah dan tecapainya keinginan yang mereka cita-citakan. Ibarat menanam padi, maka rumput akan tumbuh di sekitar padi itu. Tapi jika menanam rumput, jangan harap padi akan tumbuh. Kedua, kuatkan tekad. Terus semangat dalam menuntut ilmu pengetahuan. Dan ketiga, jagalah nama baik UNISKA dimanapun kalian berada.”***