HEROES (Catatan Kecil di Hari Pahlawan, 10 November 2009)

Diposting oleh pers anak langit uniska Kamis, 05 November 2009 1 komentar

Pada tanggal 9 Nopember 1945, pimpinan tentara Sekutu mengultimatum agar tentara Indonesia meletakkan senjata dan menyerahkan diri, selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945 pukul 06.00. Namun, ultimatum tersebut tidak dihiraukan oleh rakyat Surabaya. Bukannya patuh, mereka justru bersatu menyerang para penjajah itu dengan senjata seadanya. Meski pertempuran berjalan tidak seimbang, namun karena semangat dan tekad yang membara, arek-arek Suroboyo ini berhasil merebut kota mereka. Tidak sedikit dari mereka yang gugur. Pemerintah kemudian menetapkan tanggal 10 November sebagai "Hari Pahlawan" untuk menghargai jasa-jasa para Pahlawan Nasional yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Para pahlawan itu sendiri tentu saja tidak berjuang untuk mendapatkan penghargaan apapun. Karena mereka adalah orang-orang yang berbuat sesuatu untuk kepentingan orang lain tanpa pamrih, melainkan hanya memenuhi panggilan hati.

Itu juga yang menjadi makna dari hari pahlawan ini. Agar jiwa kepahlawanan tidak mati dan tetap hidup di sanubari kita, meski penjajahan sudah tak ada lagi. Kenapa? Karena pahlawan itu tetap dibutuhkan sampai kapanpun. Yaitu ketika penindasan, pembodohan, kebohongan, kehancuran, ketidakadilan, kemiskinan, dan kebobrokan lainnya terjadi, orang-orang diam saja padahal mereka mengetahuinya. Pahlawan dibutuhkan saat orang-orang semakin individualis dan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. Imam Khomenei berkata, "Orang yang diam melihat penindasan adalah lebih kejam dari penindas itu sendiri".

Pahlawan di sini bukanlah superhero seperti di film-film, seperti Power Rangers atau Ultraman, atau manusia-manusia pilihan seperti di serial HEROES yang kebetulan memiliki kemampuan super. Pahlawan adalah siapa saja yang ingin membuat dunia ini menjadi lebih baik dan berbuat sesuatu, sekecil apapun, tanpa keinginan untuk disebut sebagai pahlawan! Dan kesimpulan dari buku "Mencari Pahlawan Indonesia" yang ditulis Anis Matta adalah bahwa pahlawan itu tidak akan ada jika kita tidak mengawalinya dari diri sendiri. Seperti sabda Rasulullah, "Apabila kamu melihat kemungkaran, maka lawanlah dengan kekuasaanmu, apabila kamu tidak mampu maka dengan lisanmu, apabila tidak mampu maka dengan hatimu, dan itulah selemah-lemahnya iman". Kamu yang harus melakukannya, jangan menunggu orang lain!

Jangan hanya memikirkan diri sendiri. Berbuatlah, apa saja, untuk orang lain. Seperti yang telah dilakukan para pahlawan dan pembuat perubahan lainnya, yang menjadikan dunia semakin nyaman untuk ditempati.

Selamat hari pahlawan!*** (NF)

Hari/tanggal : Minggu/ 08 November 2009

Pukul : 08.30 WITA – selesai

Tempat : Gedung I lantai III Kampus Uniska Banjarmasin

Narasumber : 1. Prof. Dr. Muhajir Darwin, MPA (Guru Besar Kebijakan Publik UGM
Yogyakarta)
2. M. Riban Satia, S.Sos, M.Si (Walikota Palangkaraya)
3. Tri Widodo Wahyu Utomo, SH, MA (LAN Samarinda)

Pendaftaran : 29 Oktober – 07 November 2009
Rp 50.000/ orang (regular)
Rp 75.000/orang (non-reguler)

Fasilitas : - Snack
- Seminar kit
- Sertifikat

Contact person : Dwi – 0852 519 8181 7
Fika - 0852 4851 3355

USAID Scholarship

Diposting oleh pers anak langit uniska 0 komentar

Pendidikan adalah salah satu poin utama dalam hubungan kerja sama Indonesia-Amerika Serikat. Sebagai tindak lanjut dari komitmen tersebut, United States Agency for International Development (USAID) melalui Human Institutional Capacity Development (HICD) yang bekerja sama dengan Academy for Educational Development (AED) memberikan beasiswa bagi pemuda Indonesia untuk meraih gelar Master dan PhD. Biaya sepenuhnya ditanggung oleh USAID.

Adapun program yang ditawarkan adalah :

1. Master's Degree in Education and Human Development.
Konsentrasi studi pada Education Policy and Management, Human Development and Psychology, International Education Policy, Language and Literacy, Math and Science Education, Education Leadership, Teacher Eduation, Education Technology, Education Law, Education Finance, Curriculum and Instruction, Education Research Design, Politics in Education, Education Assessment and Testing, Special Education, Counseling.
*) Info selengkapnya lihat di www.aed.or.id

2. Master's Degree in Public Health.
Konsentrasi studi pada International Health, Epidemiology/Biostatistics, Health System Capacity Development.

3. Master's Degree in Environment Studies.
Konsentrasi studi pada Climate Change, Coastal and Marine Conservation, Pelagic Fisheries Management, Energy/Environmental Engineering.

4. Bachelor's, Master's, or PhD Degrees in Economics.
Konsentrasi studi pada Economics, Finance, Management, Accounting, Insurance, Agriculture, Agribussiness, Public Policy.
*) Info selengkapnya lihat di www.aed.or.id

Persyaratan umum :
1. Sesuai dengan bidang pekerjaan yang digeluti pelamar dan berkomitmen terhadap pembangunan Indonesia.
2. Tidak kuliah lagi minimal 5 tahun setelah lulus S1.
3. Warga negara Indonesia .
4. Mengisi formulir dan melengkapinya dengan CV, fotokopi kartu identitas, dan 1 halaman essay.
5. Menyertakan surat penunjukkan dari institusi tempat pelamar bekerja.
6. Menyertakan 3 surat rekomendasi lain selain dari orang yang memberi surat penunjukkan.
7. Menyertakan hasil tes kemampuan Bahasa Inggris (ITP TOEFL atau IELTS).

Beasiswa ini terbuka bagi siapa saja dan dari wilayah mana saja di seluruh Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut dan mendapatkan formulir pendaftaran, kirim email ke info@aed.or.id, atau unduh formulirnya di www.aed.or.id.

Kirim formulir dan persyaratan lengkap ke :
Academy for Educational Development (AED)
Wisma Nugra Santana, 16th Floor, Suite 1616,
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 7-8, Jakarta 10220.

Paling lambat diterima 1 Januari 2010.***

RUMA MAIDA

Diposting oleh pers anak langit uniska 0 komentar


Sutradara : Teddy Soeriatmadja

Produser : Pieter Setiono dan L. Hermawan
Penulis Skenario : Ayu Utami
Produksi : Lamp Pictures dan Karuna Pictures
Pemain : Atiqah Hasiholan, Yama Carlos, Wulan Guritno, Nino Fernandez, Davina Hariadi, Frans Tumbuan, Imelda Soraya, Verdi Soelaiman, Henky Soelaiman, Imam Nurbowono
Rilis : 29 Oktober 2009

Sama seperti Merah Putih, Ruma Maida adalah sebuah film dengan latar belakang sejarah. Film yang diangkat dari novel karya Ayu Utami ini hadir dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Film berbiaya Rp 5,5 M ini bercerita tentang Maida (Atiqah Hasiholan), gadis idealis yang mengelola sekolah anak jalanan di sebuah bangunan tua. Sekolah ini nyaris tanpa fasilitas. Pada suatu hari, seorang pengusaha membeli bangunan itu untuk dijadikan sentra bisnis. Maida dan murid-muridnya terancam terusir. Tak ingin anak-anak kehilangan kesempatan belajar, Maida mati-matian mempertahankan sekolah itu. Dalam usaha mempertahankan sekolahnya, Maida justru menyibak misteri rumah tua tesebut. Bangunan itu adalah saksi bisu atas kisah cinta yang syahdu dan tragis antara Ishak Pahing (Nino Fernandez) dan Nani Kuddus (Imelda Soraya) di zaman penjajahan.

Meski berlatar sejarah, tidak semua tokoh dalam film ini nyata. Sebut saja Ishak Pahing dan Nani Kuddus, mereka adalah tokoh fiksi. Lewat film ini, Ayu Utami ingin mengingatkan kita untuk belajar dari sejarah dan sebuah rumah dipilih sebagai metafora Indonesia.***

EAT PRAY LOVE

Diposting oleh pers anak langit uniska 0 komentar

Penulis : Elizabeth Gilbert

Penerbit :
Tebal :
Harga :

Buku inilah yang telah membawa Julia Roberts ke Indonesia. Ceritanya yang menyentuh jutaan hati di seluruh dunia diangkat ke layar lebar. Julia Roberts sebagai pemeran utamanya alias sebagai Elizabeth Gilbert, karena memang buku ini adalah buku nonfiksi yang mengisahkan tentang pengalaman nyata pribadi si penulisnya.

Eat Pray Love adalah catatan perjalanan Elizabeth Gilbert dalam mencari kedamaian pasca perceraian pahit yang dialaminya. Elizabeth, atau Liz -panggilan akrabnya- berkelana ke Italia, India, dan Indonesia.

Di Italia, Liz menikmati wisata kuliner. Hidup ternyata menyenangkan, dan makan (eat) serta bersenang-senang adalah satu cara merayakannya. Dari gairah menikmati dunia, Liz menuju India. Selama empat bulan dia berada di sebuah ashram, belajar meditasi. Di sana dia menemukan kebahagiaan dalam hening dan doa (pray). Ketika riuh pikiran disenyapkan, dan kembali mendekatkan diri kepada-Nya, dia menemukan damai. Selanjutnya, Liz menuju Indonesia. Di Bali, dia menemukan cinta (love) dan keseimbangan. Seorang 'pintar' (Ketut Liyer) kembali mengajari dia arti kehidupan. Kata-katanya yang tak pernah Liz lupakan, "Anda jauh lebih beruntung daripada semua orang yang pernah saya temui. Anda akan panjang umur, punya banyak teman dan pengalaman. Anda hanya punya satu masalah besar. Anda terlalu khawatir." Di Bali, hati Liz tertambat kembali. Kali ini pada seorang pria Brazil, dan hubungan ini lebih damai bagi Liz, karena sang pria itu mencintainya begitu saja. Tanpa mengharap Liz memenuhi kebiasaan di masyarakat, bahwa pernikahan adalah lembaga untuk meneruskan keturunan. Liz pun menikah dengan pria itu dan hidup bahagia di New Jersey.
LAHIRNYA EAT PRAY LOVE
Eat Pray Love berawal dari akhir buruk pernikahan pertama Elizabeth Gilbert, sang penulisnya sendiri. Liz tidak mau punya anak, baik dari suaminya maupun dari laki-laki lain. Sedangkan suaminya sebaliknya, sangat menginginkan anak. Perbedaan itulah yang membuat mereka berpisah.

Perceraian adalah masalah besar pertama yang dihadapi Liz. Dia menderita karena mengecewakan orang lain, dirinya sendiri, dan juga anak yang tidak akan pernah dia lahirkan. Dalam keadaan tertekan, Liz pun memutuskan untuk traveling. Perjalanan kali ini dalam rangka mengobati hatinya dan mencari kedamaian.

Karena sudah melahirkan tiga buku, sebuah penerbit mendanai perjalanan selama satu tahun itu. Liz menuju tiga negara dan menyesap saripati hidup di sana. Dia ingin menjelajah seni menyenangkan diri di Italia, seni pemasrahan diri di India, dan di Indonesia, seni untuk menyeimbangkan keduanya.

TENTANG PENULIS Elizabeth Gilbert kini dikenal sebagai salah satu novelis top dunia. Namanya bahkan masuk dalam salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia versi Majalah Time pada tahun 2008.

Liz lahir di sebuah keluarga petani cemara di Connecticut pada 1969. Kakak perempuannya, Catherine Murdoc, juga penulis. Dia penulis Dairy Queen dan The Off Season. Setelah kuliah, Liz bertahun-tahun keliling AS. Bekerja sebagai apa saja (kebanyakan sebagai pramusaji dan bartender) selama enam bulan, menabung, kemudian berbekal tabungan melakukan perjalanan. Setelah uang habis, Liz bekerja kembali. Begitu seterusnya. Dan perjalanannya ke tiga negara, Italia, India, dan Indonesia adalah yang populer.

Sebelum mendunia berkat Eat Pray Love, Liz sebenarnya sudah menjadi penulis. Liz menulis banyak cerpen, beberapa buku, dan juga menjadi penulis lepas di beberapa media. Termasuk di majalah GQ. Catatannya sebagai bartender di majalah itu sangat disuka hingga menjadi inspirasi bagi film Coyote Ugly.

Liz pada akhirnya melejit berkat Eat Pray Love. Buku ini sukses luar biasa. The New York Times menyebutnya sebagai salah satu dari 100 buku terbaik di tahun 2006, karena nangkring terus dalam daftar buku favorit mereka selama 57 minggu. Entertainment Weekly juga memilihnya sebagai salah satu dari 10 buku nonfiksi terbaik di tahun itu. Novel itu pun diterjemahkan ke lebih dari 30 negara, dan terjual lebih dari 7 juta kopi.

Setelah Eat Pray Love, Liz tetap menulis, dan bukunya yang terbaru yang merupakan lanjutan dari Eat Pray Love, yaitu Commited : A Skeptic Makes Peace with Marriage dirilis Januari lalu.***

SUMPAH PEMUDA : BUKAN SUMPAH BIASA!

Diposting oleh pers anak langit uniska Kamis, 29 Oktober 2009 0 komentar

Beragam cara dilakukan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-81 pada 28 Oktober 2009 ini.

BEM Fakultas Hukum UNISKA memilih turun ke jalan, bergabung bersama elemen mahasiswa dari sejumlah universitas lainnya, seperti dari UNLAM, IAIN, dan STIKIP PGRI. Mereka melakukan demo di Bundaran Hotel Arum Kalimantan terkait kontroversi Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.

Sementara itu, BEM FISIP UNISKA mengadakan seminar dengan tema "Refleksi Sumpah Pemuda, Makna dan Tantangan bagi Generasi Sekarang dan Akan Datang". Menghadirkan pembicara, yaitu Drs. Taufik Arbain, M.Si (dosen FISIP Unlam), Dr. Vanny Maria, M.Sc (dosen Universitas Tadulako Palu), dan Dr. Uswah Hasanah (dosen Universitas Tadulako).

Sumpah Pemuda bukahlah sumpah biasa. Sumpah ini mengandung makna persatuan tanpa memandang perbedaan. Sebagian pihak menganggap dewasa ini filosofi Sumpah Pemuda telah dilupakan oleh pemuda itu sendiri. Nyatanya, berita tawuran mahasiswa seringkali terdengar. Meski hanya ulah segelintir oknum, namun telah mencoreng citra mahasiswa sebagai the agent of change.

Mudah-mudahan, gempita peringatan Hari Sumpah Pemuda kali ini tidak berakhir sebagai seremonial belaka, melainkan sebagai ajang kontemplasi bagi para pemuda tentang peran mereka hari ini. Pemuda sejatinya adalah pendiri dari setiap tonggak sejarah bangsa ini. Pembawa perubahan. Pemuda hari ini, yang tulus berbakti untuk negeri, sebab tangannya tidak berlumuran darah dan tidak ada uang hasil korupsi di sakunya (Pramoedya Ananta Toer), adalah pemimpin esok hari.

Selamat Hari Sumpah pemuda!***


KULIAH GRATIS KE LUAR NEGERI, MAU?

Diposting oleh pers anak langit uniska Kamis, 24 September 2009 0 komentar

Penulis : Dina Mardiana
Penerbit : Lingkar Pena
Tebal : 186 hlm
Harga : Rp 33.000,-

Siapa sih yang nggak mau kuliah ke luar negeri? Buka soal gengsi, tapi harus diakui bahwa pendidikan di luar negeri masih lebih baik ketimbang di dalam negeri. Habis, duit yang harusnya buat bangun sekolah malah dikorupsi (teteeep ngritik, he…). Selain itu, banyak juga keuntungan kuliah ke luar negeri. Seperti mendapat pengalaman baru, bisa mengenal bangsa lain, dan juga sebagai pembuktian bahwa kita nggak cuma jago kandang. Tul nggak?

Cuma, kuliah ke luar negeri tentu aja nggak murah. Tapi ada juga yang gatis tis tis…! Mau? Syaratnya satu aja, kamu mesti dapat beasiswa. Sudah banyak lho orang Indonesia yang dapat beasiswa kuliah ke Amerika, Inggris, Belanda, Jepang, Mesir, de el el. Orang Indonesia tuh nggak kalah pintar, lagi! Itu artinya, kita juga bisa. Asal tau caranya.

Nah, kalau kamu pengen memperoleh info lengkap dari A-Z soal kuliah gratis ke luar negeri, kamu mesti baca buku ini! Isinya komplet banget. Mulai soal persyaratan; langkah-langkah untuk mendaftar; penjelasan tentang TOEFL, IELTS (tes kemampuan bahasa Inggris), GMAT (tes kemampuan calon mahasiswa tingkat lanjut bidang bisnis dan manajemen), GRE (tes kemampuan calon mahasiswa setaraf S2 bidang studi tertentu, seperti Sains, Psikologi, dan Sastra Inggris); tips-tips pribadi dari penulis, yang merupakan peraih beasiswa ke Turki, Italia, dan beasiswa unggulan Depdiknas, bagaimana strategi memenangkan dua sampai tiga beasiswa sekaligus; jenis-jenis beasiswa plus informasi negara-negara yang menyediakan beasiswa tersebut; contoh esai, surat motivasi, proposal penelitian, surat rekomendasi, dan CV standar internasional (ini adalah sejumlah dokumen yang biasanya harus disertakan dalam lamaran beasiswa); apa yang harus kita lakukan setelah lulus seleksi; bagaimana mengurus visa; sampai bagaimana mengatasi culture shock ketika kita berada di sebuah negara yang asing.

Masih ada yang kurang? Di bagian akhir buku ini masih ada lagi halaman tanya jawab, alamat-alamat kedutaan besar, dan daftar sepuluh negara tujuan favorit pelajar Indonesia.

Tapi pastinya, membaca buku ini aja belum jaminan 100% kita bisa meraih beasiswa yang kita inginkan. Semua kembali lagi pada usaha kita. Kadang untuk mendapatkan satu beasiswa aja kita harus bersaing dengan ribuan orang. Tapi jangan juga berkecil hati. Kalau kita sudah berani bermimpi, berarti kita juga harus berani menempuh resiko untuk mewujudkannya. Yang penting adalah kita harus memulai dulu. Dan memiliki buku ini bisa jadi langkah awal yang baik.

“Ini buku yang harus dibaca siapa saja yang ingin melakukan lompatan agar meraih hidup lebih baik dan mengambil kesempatan terbaik yang sebenarnya ada di depan mata. Ditulis oleh peraih beasiswa ke mancanegara, dengan sangat komplit dan gaya bahasa yang sumpah enak banget! Wajib dibaca siapa pun yang ingin menghidupkan mimpi!”
(Asma Nadia, Penulis dan CEO Penerbitan, Peraih Writers in Residence-6 months in Korea)



INDONESIA BEBAS ROKOK, MIMPI KALI YEEE…

Diposting oleh pers anak langit uniska Rabu, 23 September 2009 0 komentar

Mimpi di siang bolong

Mengharapkan udara yang kita hirup bersih dari polusi asap rokok rasanya semakin tak realistis saja Baru-baru ini, permohonan uji materil terhadap pasal penayangan iklan rokok yang diajukan Komnas Anak ditolak Mahkamah Konstitusi (MK). Menurut MK, rokok adalah barang legal sehingga tidak ada alasan untuk melarang iklannya ditayangkan. Sebelumnya, pemerintah sudah banyak menerbitkan peraturan yang mendukung industri rokok tumbuh subur. Tak sadarkah para pemimpin kita ini dengan apa yang telah mereka perbuat?

Data terakhir menunjukkan, 70% penduduk Indonesia adalah perokok −peringkat kelima setelah Cina, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang. Ironisnya, sebagian besar di antaranya adalah masyarakat miskin! Setiap tahun, triliunan rupiah dibakar begitu saja. Setiap hari, seribu nyawa melayang sia-sia.

Indonesia, surga perokok
Industri rokok di negara maju ditentang dan ditolak. Kemudian industri ini dialihkan ke negara berkembang karena peraturannya yang lemah, salah satunya Indonesia. Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia yang belum meratifikasi konvensi pengendalian rokok dan tembakau. Pemerintah beralasan banyak penduduk Indonesia yang sampai saat ini bergantung pada industri rokok baik langsung ataupun tidak langsung. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai surga bagi para perokok.

RUU rokok masih mandeg (dan menunggu untuk membusuk) di gedung dewan. Penolakan dari kalangan industri rokok-lah yang menjadi pengganjalnya. Keberpihakkan pemerintah pada pengusaha rokok memang sudah sangat jelas. Pada tahun 2007, jajaran Instansi Pemerintah, Departemen Keuangan, Depnakertrans, dan Departemen Pertanian bersama Asosiasi Produk Rokok (GAPRI dan GAPRINDO) menetapkan kebijakan Road Map Industri Hasil Tembakau dan Kebijakan Cukai 2007-2012 untuk menggenjot terus produksi rokok hingga mencapai 240 miliar batang (pada tahun 2001-2010) dan 260 miliar batang (pada tahun 2015-2020) (Sabili, edisi 12 Th. XVI 1 Januari 2009).

Sejumlah pemerintah daerah sempat menerbitkan perda larangan merokok, namun kini peraturan tinggallah peraturan. Orang-orang pun kembali bebas merokok. Di bandara, fasilitas kesehatan, pusat perbelanjaan, kampus (yang katanya lingkungan kaum intelektual), dan di ruang-ruang publik lainnya. Dibeberapa tempat bahkan disediakan ruangan khusus.

Bisnis rokok memang menggiurkan. Setahunnya, cukai rokok bisa mencapai Rp 40-50 triliun! Tidak mengherankan karena dari hasil suatu penelitian beberapa waktu lalu, ditemukan bahwa saat ini rokok sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun, harga ini harus ditebus dengan tingkat kematian akibat konsumsi rokok yang cukup tinggi, yakni 400.000 jiwa/tahun atau sekitar 1000 jiwa/hari. Selain itu, keuntungan ini sebenarnya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan biaya kesehatan yang harus dikeluarkan. Tahun 2005 saja, biaya kesehatan ini menyentuh angka Rp 180 triliun rupiah. Seiring dengan terus meningkatnya konsumsi rokok, angka ini juga tentunya akan terus membesar.

Tidak hanya di kalangan orang tua, tapi juga anak muda. Data yang ada menunjukkan, perokok remaja kian bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun. Komnas Anak juga menyatakan bahwa anak-anak pun sudah mulai terdampak oleh promosi rokok yang begitu gencar sehingga banyak anak-anak yang baru berusia 5-9 tahun sudah mulai merokok.

* * *

Demikianlah gambaran mengenai masyarakat kita sekarang yang telah diperbudak rokok. Ya, selain korupsi, rokok juga telah menjadi racun berbahaya bagi negara ini. Tidak hanya menghambat kemajuan, niscaya lambat laun rokok juga akan membawa Indonesia kepada kehancuran. Melarang keberadaan rokok sama artinya dengan menyelamatkan nasib generasi penerus bangsa sekaligus nasib negara ini di masa depan. Namun, masihkah kepentingan bangsa dan negara menjadi pijakan pemerintah kita dalam membuat kebijakan?*** (NF)

KEMAJUAN PERS

Diposting oleh pers anak langit uniska 0 komentar

Semua tentu sependapat bahwa pers yang ingin kita bangun adalah pers yang memiliki peran konstruktif, yang mampu memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan Negara dalam upaya menegakkan keadilan dan kebenaran, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Peran tersebut hanya dapat diwujudkan oleh pers yang melaksanakan fungsinya secara bertanggungjawab, yang menaati peraturan perundangan, termasuk mematuhi kode etik jurnalistik yang disepakati dan ditetapkan sendiri oleh kalangan masyarakat pers, yang dalam hal ini dikenal dengan sebutan Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI).

Adalah fakta bahwa perkembangan pers pascareformasi selama ini masih diwarnai oleh banyaknya keluhan, baik dari masyarakat, pemerintah, maupun dari kalangan pers itu sendiri

Masyarakat dan pemerintah masih merasakan bahwa tidak sedikit pemberitaan media massa yang dianggap kurang memperhatikan Kode Etik Jurnalistik, sehingga berdampak negatif dan merugikan masyarakat/pemerintah. Salah satu contoh konkret adalah dalam hal penggunaan mekanisme hak jawab, yang di samping masih belum menjadi kesadaran masyarakat dan pemerintah pada umumnya, juga masih belum sepenuhnya dilaksanakan secara konsisten oleh para pengelola pers. Dampaknya adalah terjadinya isu “kriminalisasi karya jurnalistik”, suatu isu yang menjadi keluhan masyarakat pers.

Di satu sisi pemerintah sangat memahami keberatan masyarakat pers terhadap isu tersebut, namun dis isi lain, masyarakat pers sendiri harus secara jujur mengoreksi diri dan bersedia menerima kritik, terutama terkait dengan “akuntabilitas” yang menjadi keluhan masyarakat dan pemerintah.

Salah satu elemen bagi terciptanya pelancaran arus informasi dan komunikasi nasional adalah dilaksanakannya kemerdekaan pers, dan adanya jaminan bagi masyarakat terhadap akses informasi publik. Kemerdekaan pers adalah salah satu alat bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam penyelengaraan negara dan pemerintahan dalam rangka mewujudkan good governance. Karena kemerdekaan pers merupakan salah satu pilar demokrasi, dan sekaligus sebagai pendukung terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good and clean government).

Tanpa kemerdekaan pers yang profesional dan tanpa pemerintahan bersih dan berwibawa, kesejahteraan masyarakat akan sulit terwujud dengan baik. Karena itu keduanya patut kita perjuangan. Memang tidak mudah, tetapi perlu waktu, tenaga, dan pemikiran yang serius untuk beproses menuju kemerdekaan pers yang profesional dan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Pers yang baik, demikan juga pemerintah yang baik, bukan yang tidak pernah melakukan kesalahan, tetapi yang menyadari kesalahannya dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan itu.***(MT)

EID MUBARAK

Diposting oleh pers anak langit uniska Selasa, 22 September 2009 0 komentar


ALL CREW UKPM "ANAK LANGIT" UNISKA
mengucapkan

"SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1430 H"

orang arab makan kebab,
salah khilaf mohon maaf...

OPINIA UNISKA 2009

Diposting oleh pers anak langit uniska Selasa, 08 September 2009 0 komentar

Orientasi mahasiswa baru Uniska tahun ajaran 2009/2010 telah berlangsung. Sekitar 1.500 peserta mengikuti acara bertajuk Orientasi Pengenalan Institusi dan Akademik alias OPINIA ini. Acara digelar selama enam hari mulai 07- 12 September 2009 di lingkungan kampus UNISKA Banjarmasin. Sesuai namanya, tujuan utama dari OPINIA adalah untuk mengenalkan UNISKA kepada para mahasiswa baru.

“Terutama mengenalkan tentang kebijakan Yayasan, Rektor, Pembantu Rektor I, II, dan III. Makanya dialokasikan waktu selama dua hari, yaitu hari Senin dan Selasa,” kata Pak Hasni Noor, M.Ag, selaku Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru.

Selain itu, seperti dijelaskan oleh Pak Hasni, OPINIA bertujuan untuk mengarahkan mahasiswa baru agar mampu berpikir logis, berbicara efektif, dan memiliki persepsi. Oleh sebab itu, pada hari Rabu dan Kamis peserta diberikan materi LKMM pra dasar. Sudah dua tahun ini LKMM pra dasar menjadi bagian dari acara orientasi mahasiswa baru di UNISKA. Menurut dosen yang murah senyum ini, sertifikat yang didapat dari hasil mengikuti LKMM pra dasar dan dasar akan menjadi salah satu pertimbangan ketika mahasiswa ingin mengajukan beasiswa. Karena itu, nantinya para mahasiswa baru ini juga akan diarahkan untuk mengikuti LKKM dasar pada semester lanjutan.

Kepedulian terhadap lingkungan juga coba ditanamkan di diri mahasiswa baru ini di OPINIA melalui kegiatan gotong royong membersihkan halaman kampus.

Yang tidak kalah penting, OPINIA juga bertujuan untuk menumbuhkan semangat berorganisasi para pesertanya. Pada tahun ini, selain disediakan waktu khusus untuk mempromosikan diri, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang ada di UNISKA diberi kesempatan untuk menampilkan stan (bujurlah tulisannya?) agar lebih menarik perhatian mahasiswa baru untuk menjadi anggota. “Kuliah saja tanpa aktif di organisasi itu ibarat sayur tanpa garam. Pengalaman berorganisasi akan membantu seseorang bila nanti ia terjun ke masyarakat. Biasanya, mahasiswa yang aktif berorganisasi lebih mudah bermasyarakat daripada mahasiswa yang pasif,” tutur Pak Hasni.

Meski pelaksanaan OPINIA bertepatan dengan bulan puasa, namun ternyata hal itu tidak menyurutkan semangat para peserta untuk mengikuti setiap rangkaian kegiatan. “Seru malah! Ikut OPINIA bikin aku jadi kreatif. Biar puasa nggak masalah, kan kegiatannya nggak berat. Paling capek di jalan aja karena aku dari Banjarbaru. Jadi, kalo bisa sih di Banjarbaru diadain juga. UKM-UKM sebaiknya juga ada di Banjarbaru,” komentar Ahmad Zaid dari FKIP Bahasa Inggris. Mahasiswa baru lainnya juga mengaku sangat enjoy menjalani hari-hari mereka di OPINIA karena mereka mendapatkan pengetahuan sekaligus pengalaman baru.

Secara keseluruhan, OPINIA 2009 berjalan dengan cukup lancar. Jikapun ada kendala, masih menurut Pak Hasni, semua dapat diatasi. “Seperti kekurangan kursi, ruangan, dan pemandu. Ini mengingat jumlah peserta yang diluar dugaan. Meski hanya masalah teknis, namun kita tentunya ingin memberikan pelayanan yang maksimal agar para mahasiswa baru ini mendapat kesan yang positif ketika datang ke UNISKA,” ujar beliau. Untuk itu, sejumlah kendala yang muncul ini akan dijadikan pembelajaran bagi panitia agar ke depannya lebih siap lagi menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi.

OPINIA 2009 ditutup Sabtu (12/09) dengan acara buka puasa bersama. Selain itu, acara juga diisi dengan muhasabah. Para peserta diajak untuk introspeksi diri, apakah mereka sudah dapat menghayati motto dari OPINIA 2009, “TEST” to you, yang merupakan kependekan dari Takwa, Etika, Solidaritas, dan Tanggung Jawab. Jadi, diharapkan setelah mengikuti OPINIA, mahasiswa baru dapat memahami nilai-nilai :

  • Takwa, mengingat UNISKA adalah perguruan tinggi Islam sehingga mahasiswanya tidak hanya wajib menguasai ilmu pengetahuan, namun juga ilmu agama.
  • Etika, yaitu bagaimana tata cara bergaul, berperilaku, dan hidup di lingkungan kampus UNISKA.
  • Solidaritas, dimana mahasiswa harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya.
  • Tanggung jawab, melalui penegakkan disiplin dengan menerapkan sanksi yang bersifat edukatif, bukan hukuman fisik.

Nah, setelah melewati masa orientasi, para mahasiswa baru ini pun resmi sudah menjadi bagian dari civitas academika UNISKA. Kepada mereka, Pak Hasni mencoba menitipkan pesan,

“Pertama, luruskan niat. Apa niat Anda kuliah di UNISKA? Jika dari sudut pandang agama, kuliah itu adalah untuk menuntut ilmu. Orang yang berniat karena Allah, maka akan mendapatkan dua hal, yaitu pahala di sisi Allah dan tecapainya keinginan yang mereka cita-citakan. Ibarat menanam padi, maka rumput akan tumbuh di sekitar padi itu. Tapi jika menanam rumput, jangan harap padi akan tumbuh. Kedua, kuatkan tekad. Terus semangat dalam menuntut ilmu pengetahuan. Dan ketiga, jagalah nama baik UNISKA dimanapun kalian berada.”***

PULSA GRATIS

Diposting oleh pers anak langit uniska Senin, 13 Juli 2009 0 komentar
Diposting oleh pers anak langit uniska Minggu, 14 Juni 2009 0 komentar

FORUM DISKUSI UKPM ANAK LANGIT UNISKA

Diposting oleh pers anak langit uniska Sabtu, 30 Mei 2009 0 komentar

Forum Diskusi Setiap Hari Jumat Pkl. 16.00 s.d Selesai
bertempat Kampus UNISKA
dan akan di hadiri oleh Pemateri Handal baik di lingkungan UNISKA

DAFTAR ANGGOTA UKPM AL UNISKA

Diposting oleh pers anak langit uniska 0 komentar

DAFTAR ANGGOTA UKPM ANAK LANGIT UNISKA TAHUN 2009


No

Nama

Prodi

Fakultas



1

M. Syahrizal

T I

FTEK



2

Chandra Heryani

Muamalah

FAI



3

Nazat Fitriah

Komunikasi

FISIP



4

Rizky Hanida Ulfah

B I

FKIP



5

M. Edya Rosadi

T I

FTEK



6

Lissya Dian S. Dewi

Komunikasi

FISIP



7

Noor Ihsan Taufiq

T I

FTEK



8

M. Tamyiz

Muamalah

FAI



9

Galih Mahalisa

T I

FTEK



10

Soraya Luffiani

B I

FKIP



11

Hesty Rosmadya

Kes – Mas

FKM



12

Noor Rafikah

T I

FTEK



13

Hendra Sanjaya

T I

FTEK



14

Hidayatul Rahman

T I

FTEK



15

Riska Maulita

Kes – Mas

FKM



16

Syarkiah

T I

FTEK



17

Hamni

T I

FTEK



18

M. Azhari

T I

FTEK



19

Rahmadi Agus

T I

FTEK



20

Anna Farahdina Dewi

Kes – Mas

FKM



21

Raudatul Jannah

Komunikasi

FISIP



22

Wagino

T I

FTEK



23

Wahyudiannoor

T I

FTEK



24

Merry Chemestriana

B I

FKIP



25

Erfan Karyadiputra

T I

FTEK



26

Gita Ayu Syafarina

T I

FTEK



27

Nina Yanti

B I

FKIP



28

Unan Malik Kanor

T I

FTEK



29

Raudah

T I

FTEK



30

Ant. Aspiannor M

T I

FTEK



31

Syarifah

T I

FTEK



32

Mega Arini Rukmana

Kes – Mas

FKM



33

Erfina Hayati

T I

FTEK




















DAFTAR ANGGOTA UKPM ANAK LANGIT UNISKA TAHUN 2009


No

Nama

Prodi

Fakultas



34

Muhammad

T I

FTEK



35

Rendy Rahman S

T I

FTEK



36

Riko Rinaldi

T I

FTEK



37

Septyawan Joko P

T I

FTEK



38

Djunjung Pertiwi

T I

FTEK



39

Raihan

B I

FKIP



40

Rusdina

T I

FTEK



41

Dony Setiawan

T I

FTEK



42

Akhmad Sugihartono

T I

FTEK















PROGRAM KERJA

Diposting oleh pers anak langit uniska 0 komentar

PROGRAM KERJA

UNIT KEGIATAN PERS MAHASISWA ANAK LANGIT

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN


No

Nama Kegiatan

Jenis Kegiatan

Waktu

Keterangan

Project Even

1

Pelatihan Jurnalis Tingkat Dasar



ALL / Litbang


2

Seminar



Litbang


3

Jambore Pers



ALL / Redaksi


4

Penerbitan Buletin



Redaksi


5

Study Tour Perusahaan Media Cetak atau Elekronik dan Kampus



Humas


6

Forum Diskusi



Redaksi


7

Mading



Redaksi


8

Diktat Kepemimpinan



Litbang


9.

Mengirim Artikel Ke media



ALL / Redaksi


10.

Kegiatan Sosial



Humas


11.

Bedah Buku



Litbang


12.

Penelitian



Litbang






SEKAPUR SIRIH

Diposting oleh pers anak langit uniska 0 komentar

PERS DAN MAHASISWA

Ada apa dengan pers dan mahasiswa?
Yang pasti keduanya adalah elemen-elemen yang sangat penting dalam suatu negara. Pers sejak lama telah memainkan fungsi sebagai alat kontrol sosial hingga dewasa ini menempati posisi yang sangat vital, yakni sebagai kekuatan keempat (the fourth state) yang ikut menentukan arah kebijakan pemerintah. Sementara mahasiswa juga tak sedikit menyumbang warna dalam dinamika perjalanan sebuah bangsa. Sejarah mencatat, bagian besar transformasi sosial politik yang terjadi di berbagai belahan dunia dipelopori oleh mahasiswa. Itulah sebabnya mengapa mahasiswa dijuluki sebagai agen perubahan (agent of change).

Lantas, apa jadinya jika pers dan mahasiswa berkolaborasi?

Entah kapan ide ini tercetus. Namun, di Indonesia pada waktu yang silam, kegiatan pers berbasis kampus yang diselenggarakan oleh mahasiswa sempat berperan strategis, baik sebagai sarana untuk mengobarkan semangat nasionalisme ketika masa kolonial maupun menjadi media alternatif tatkala kebebasan pers dibekap oleh rezim orde baru.
Kini, setelah Indonesia lepas dari belenggu penjajahan dan mengalami reformasi yang membuat pers memperoleh kembali kebebasannya, pers mahasiswa justru kehilangan pamornya. Benarkah saat ini pers mahasiswa sudah tak dibutuhkan?

Napak Tilas Sejarah Pers Mahasiswa Di Indonesia
Pers mahasiswa adalah istilah untuk menyebut aktivitas jurnalistik yang dikelola oleh mahasiswa dalam sebuah perguruan tinggi. Pada dasarnya, kegiatan dan fungsinya sama saja dengan kegiatan dan fungsi pers umumnya, hanya lingkupnya lebih sempit. Jadi, pangsa pasar utama dari pers mahasiswa adalah mahasiswa itu sendiri. Namun, pernah ada produk jurnalisme kampus yang gaungnya mampu terdengar hingga keluar dinding kampus seperti yang sudah disinggung di atas.

Pers mahasiswa di Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang. Kelahirannya menjadi salah satu bagian dari gejolak pergerakan mahasiswa yang lekat dengan imej sebagai pionir di setiap periode perubahan di negeri ini sejak masa prakemerdekaan.


Dimulai dengan kemunculan "Indonesia Merdeka" yang didirikan oleh Indische Vereeneging, organisasi mahasiswa Indonesia di Belanda, sebagai pers mahasiswa pertama, selanjutnya eksistensi pers mahasiswa mengalami pasang surut seiring dengan pergantian rezim.


Masa keemasan pers mahasiswa sempat terjadi ketika Orde Baru berkuasa. Diawali oleh pemberlakukan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordianasi Kampus) sekitar tahun 1978 secara paksa untuk meredam gerakan mahasiswa yang dianggap dapat membahayakan posisi pemerintah saat itu. Sebagai jalan keluar, mahasiswa pun mencari pola gerakan lain yang relatif aman. Salah satunya adalah membentuk pers mahasiswa. Bersamaan dengan dicerabutnya kebebasan pers umum dimasa itu, dengan segera pers mahasiswa mengambil peranan penting di blantika pers Indonesia. Meski pada akhirnya pers mahasiswa juga tak luput dari pengawasan ketat negara hingga mengalami pula penyensoran, pembredelan, dan pelarangan.


Selanjutnya, ketika rezim Orde Baru ditumbangkan oleh gerakan reformasi 1998 dan menghadiahkan kemerdekaan bagi insan pers, justru menjadi awal tiarapnya eksistensi pers mahasiswa. Hingga kini.


Pers Mahasiswa, Riwayatmu Kini…
Sejak awal, pers mahasiswa memang hanya dilirik sebagai pelarian. Sesaat setelah reformasi bergulir, lembaga pers umum yang sebelumnya meranggas bersemi kembali bak cendawan di musim hujan, memanfaatkan ruang gerak yang seluas-luasnya bagi kebebasan berpendapat dan berekspresi yang disediakan alam demokrasi. Pers mahasiswa pun kembali ke habitat aslinya, yaitu kampus. Entah apakah hal ini yang mempengaruhi gairah mahasiswa untuk tetap menggeluti dunia jurnalisme kampus yang perannya tak lagi sesentral dulu, yang jelas lambat laun kondisi pers mahasiswa ibarat hidup segan mati tak mau. Padahal hal ini tidak semestinya terjadi. Ketika kebebasan pers pada akhirnya justru mendorong timbulnya kapitalisme media yang menyebabkan jurnalisme umum dikendalikan kekuatan ekonomi dan politik, pers mahasiswa dengan objektifitasnya kembali mampu menjadi solusi.

Namun yang utama, pers mahasiswa tidak boleh melupakan tanggung jawabnya sebagai kontrol sosial di sektor internal kampus. Kampus memerlukan pers mahasiswa sebagai penyeimbang, pengkritisi, maupun penyampai kebijakan agar dapat dikomunikasikan dengan baik.


Di samping itu, mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa pers mahasiswa adalah wadah untuk menempa idealisme pada diri mahasiswa karena idealisme adalah salah satu ruh yang terdapat dalam diri jurnalis sejati. Sikap idealis penting dimiliki mahasiswa mengingat statusnya sebagai kelompok intelektual yang menurut Edward Shill memiliki lima fungsi, yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi, menyediakan bagan-bagan nasional dan antar bangsa, membina keberdayaan dan bersama, mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran politik, sehingga dalam struktur sosial kemasyarakatan mahasiswa ditempatkan di tengah-tengah antara masyarakat awam dengan elit politik.


Artinya, ketika elit politik melemah fungsinya, gerakan mahasiswalah yang dituntut untuk mengingatkan dan mendesak terus-menerus. Ketika elit politik tidak lagi peka terhadap isu-isu publik untuk pemberdayaan rakyat, pengentasan krisis, serta pencerdasan bangsa dimana mereka lebih sibuk dengan isu-isu berdimensi aliran, uang, serta pembagian kekuasaan, maka tidak ada alasan lagi bagi gerakan mahasiswa untuk tidak bergerak dan menyatukan langkah dalam menegakkan kebebasan dan keadilan (Ahmad Fuad Fanani, Buloggate II dan Progresivitas Gerakan Mahasiswa, Kompas, Senin, 15 april 2002).


Intinya, tidak benar bahwa saat ini pers mahasiswa sudah tak dibutuhkan.


UKPM Anak Langit : Menjawab Tantangan
Menentang arus hanya akan memberikan dua pilihan : sia-sia atau membawa perubahan. Dengan semangat positivisme untuk menggelorakan kembali jiwa pergerakan di kalangan mahasiswa, UKPM Anak Langit pun lahir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menempuh jalur pers kampus, diharapkan mampu mengulang sejarah sebagai penyemai benih the agent of change yang memiliki pemikiran kritis.

Hidup pers mahasiswa!*

MUSYAWARAH UKPM ANAK LANGIT UNISKA

Diposting oleh pers anak langit uniska 0 komentar

Prosesi berdirinya UKM baru ini, diawali dengan
sebuah hajatan Musyawarah yang diikuti oleh mahasiswa lintas fakultas yang
sangat antusias memberikan saran, masukan bahkan kritikan termasuk didalamnya
apa dan bagaimana visi serta misi organisasi baru ini.

Musyawarah yang dipimpin oleh presidium sidang: 1. M. Syahrizal (FTEK), 2.
Nazat Fitriah (FISIP) dan, 3. Candra Heryani (FAI) ini, membahas Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO),
serta pemilihan Pengurus Inti UKM baru ini.

Dalam musyawarah yang digelar di Gedung Uniska Unit 2 (Lantai 2) ini, setelah
melewati pembahasan yang alot dan cukup lama, maka akhirnya dapat
disahkan AD/ART, GBHO dan Pengurus Inti UKM baru yang di beri nama: Unit
Kegiatan Pers Mahasiswa ANAK LANGIT Universitas Islam Kalimantan (UNISKA).

Adapun pengurus UKPM ANAK LANGIT Uniska yang diberikan amanah untuk menahkodai
UKM baru ini adalah:

1. Pimpinan Umum : M. Syahrizal (FTEK)

2. Wk. Pimpinan Umum : Candra Heryani (FAI)

3. Sekretaris Umum : Nazat Fitriah (FISIP)

4. Kepala Keuangan : Rizkia Hanida Ulfah (FKIP)

Pengurus yang sudah terbentuk ini, kembali akan melaksanakan sidang
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah musyawarah, untuk melengkapi seluruh
struktur kepengurusan yang diperlukan termasuk penjabaran program kerja dari
GBHO yang telah disahkan.

Dengan berdirinya UKM baru ini, semoga akan memberikan inspirasi yang positif
bagi seluruh Civitas Akademika serta akan membuahkan kemajuan lagi bagi
Almamater tercinta ini.... Akhirnya Selamat buat UKM baru ANAK LANGIT selamat
berjuang... dan bagi yang Mau Bergabung menjadi anggota, ANAK LANGIT selalu
membuka pintu bagi Anda yang memiliki Semangat untuk MAJU... Segera hubungi nama-nama pengurus di atas, atau sms ke nomor:
081251040110 (Rizal).

Diposting oleh pers anak langit uniska 0 komentar