Itu juga yang menjadi makna dari hari pahlawan ini. Agar jiwa kepahlawanan tidak mati dan tetap hidup di sanubari kita, meski penjajahan sudah tak ada lagi. Kenapa? Karena pahlawan itu tetap dibutuhkan sampai kapanpun. Yaitu ketika penindasan, pembodohan, kebohongan, kehancuran, ketidakadilan, kemiskinan, dan kebobrokan lainnya terjadi, orang-orang diam saja padahal mereka mengetahuinya. Pahlawan dibutuhkan saat orang-orang semakin individualis dan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. Imam Khomenei berkata, "Orang yang diam melihat penindasan adalah lebih kejam dari penindas itu sendiri".
Pahlawan di sini bukanlah superhero seperti di film-film, seperti Power Rangers atau Ultraman, atau manusia-manusia pilihan seperti di serial HEROES yang kebetulan memiliki kemampuan super. Pahlawan adalah siapa saja yang ingin membuat dunia ini menjadi lebih baik dan berbuat sesuatu, sekecil apapun, tanpa keinginan untuk disebut sebagai pahlawan! Dan kesimpulan dari buku "Mencari Pahlawan Indonesia" yang ditulis Anis Matta adalah bahwa pahlawan itu tidak akan ada jika kita tidak mengawalinya dari diri sendiri. Seperti sabda Rasulullah, "Apabila kamu melihat kemungkaran, maka lawanlah dengan kekuasaanmu, apabila kamu tidak mampu maka dengan lisanmu, apabila tidak mampu maka dengan hatimu, dan itulah selemah-lemahnya iman". Kamu yang harus melakukannya, jangan menunggu orang lain!
Jangan hanya memikirkan diri sendiri. Berbuatlah, apa saja, untuk orang lain. Seperti yang telah dilakukan para pahlawan dan pembuat perubahan lainnya, yang menjadikan dunia semakin nyaman untuk ditempati.
Selamat hari pahlawan!*** (NF)